Selasa, 29 Maret 2011

Gua Kiskendo

Gua Kiskendo Yogyakarta
Gua Kiskendo terletak di kawasan pegunungan Menoreh, tepatnya di Dusun Sukamaya, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta. Terletak di ketinggian kurang lebih 800 meter dpl.
Untuk mencapai lokasi gua dapat menggunakan bus antar kabupaten dari terminal Giwangan, Yogyakarta. Dengan menggunakan bus dapat di tempuh dengan waktu kurang lebih 40 menit, turun di perempatan Ngeplang. Dari sini Anda harus berganti bus dengan jurusan samigaluh atau nanggulan.

Ada beberapa versi cerita tentang keberadaan gua ini. Menurut cerita gua ini ditemukan oleh seorang pertapa yang bernama Ki Gondorio sekitar tahun 1700 an. Sang pertapa kemudian menjadi juru kunci gua ini yang pertama. Pada suatu malam, ia bermimpi memasuki sebuah goa yang menyerupai kerajaan, dan mendapatkan petunjuk agar menamai 15 ruangan yang ada di dalam gua. Setelah terbangun Ki Gondorio mengikuti segala petunjuk yang diterimanya dalam mimpi. Selain cerita tersebut ada pula cerita versi lain. Ada yang bercerita bahwa gua ini muncul dari kisah pewayangan. Bahwa dahulu kala Gua Kiskendo merupakan sebuah kerajaan yang di pimpin seorang raja yang bernama Mahesosuro. Hingga saat ini masyarakat sekitar menganggap Gua Kiskendo sebagai tempat yang keramat. Bagi siapa saja yang ingin masuk ke gua, harus mematuhi beberapapantangan diantaranya tidak boleh membuang kotoran didalam gua, tidak boleh menghina atau merusak keadaan gua dan tidak boleh melakukan perbuatan yang berada diluar batas kesopanan.
Anda dapat mengikuti alur cerita tentang Gua Kiskendo yang dikaitkan dengan kisah pewayangan (Ramayana) yang diukir pada dua relief di depan mulut gua.

Gua Kiskendo mempunyai 15 ruang, yaitu:

1. Lidah Mahesosuro, yaitu berupa batu yang mempunyai lidah. Konon, batu ini berasal dari lidah Raja Mahesosuro yang dipotong oleh Subali untuk mencegah agar Mahesosuro tidak dapat hidup kembali.
2. Pertapaan ledek, yaitu tempat yang digunakan untuk bertapa agar sukses dalam berkesenian.
3. Pertapaan Santri Tani, yaitu tempat yang digunakan untuk bertapa agar hasil pertanian dapat melimpah. Dahulu, tempat ini pernah digunakan sebagai tempat tinggal para petani yang hidup di daerah sekitar gua.
4. Pertapaan Subali, yaitu tempat Subali bertapa sebelum bertempur melawan Mahesosuro dan Lembusuro (manusia berkepala lembu).
5. Sumelong, yaitu sebuah lubang yang dapat menembus ke atas. Menurut mitos, lubang yang terletak di tengah gua ini ialah tempat Subali keluar dari gua karena mulut gua ditutup oleh Sugriwo.
6. Lumbung Kampek, yaitu tempat penyimpanan barang-barang berharga dari Kerajaan Gua Kiskendo.
7. Selumbung, yaitu lumbung makanan Kerajaan Gua Kiskendo.
8. Gua Seterbang, adalah gua yang masih satu bagian dari Gua Kiskendo. Konon, gua ini terhubung dengan laut selatan.
9. Keraton Sekandang, yaitu pusat Kerajaan Gua Kiskendo. Di tempat inilah Subali bertempur melawan Mahesosuro dan Lembusuro.
10. Pertapaan Kusuman, merupakan tempat bertapa untuk memperoleh derajat yang tinggi.
11. Padasan, adalah sumber air pada masa kejayaan Kerajaan Gua Kiskendo.
12. Sepranji, berfungsi sebagai pusat peternakan pada jaman Kerajaan Gua Kiskendo.
13. Babat Kandel, berupa batuan-batuan yang mirip dengan usus perut manusia. Menurut cerita, babat ini merupakan isi perut Mahesosuro yang dibuang oleh Subali.
14. Sawahan, yaitu tempat menanam padi.
15. Selangsur, yaitu tempat serdadu Kerajaan Gua Kiskendo bertempur melawan Subali.

Waduk Sermo

Waduk Sermo yang terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, tampaknya semakin menarik perhatian. Terutama setelah diresmikan Presiden Soeharto, 20 November 1996. Apalagi kini debit air yang mengisi waduk sudah hampir sampai batas maksimum. Banyak orang datang, selain untuk rekreasi juga memancing ikan.

Sedangkan mereka yang berasal dari Perguruan Tinggi ingin belajar tentang bangunan fisik waduk. Sebuah jalan aspal melingkar memudahkan orang untuk menikmati pemandangan di sekitar waduk dari berbagai sudut pandang. Mereka yang senang olahraga dayung juga dapat berwisata sambil berlatih di waduk ini. Untuk mencapai waduk ini cukup mudah. Dari kota Wates hanya berjarak kurang lebih delapan kilometer. Tersedia kendaraan umum yang rutenya melalui Waduk Sermo.

Bila Anda berada di Candi Borobudur, untuk ke waduk itu dapat melalui jalan pintas yang aspalnya sudah hotmix melalui perbukitan Menoreh (selatan Candi Mendut ke Timur). Jarak dari Borobudur kurang lebih 60 kilometer. Sebelum menuju ke Waduk Sermo, di pebukitan Menoreh ada tempat wisata seperti puncak Suroloyo, Sendangsono dan makam pahlawan Nyi Ageng Serang. ”Banyak obyek wisata Kulonprogo yang layak dikunjungi di perbukitan Menoreh, sebelum ke Waduk Sermo,” kata mantan Kahumas Kulonprogo, Drs Djuwardi di Waduk Sermo, beberapa waktu lalu kepada Republika.

Waduk Sermo yang berada di Desa Hargowilis ini dibuat dengan membendung Kali Ngrancah. Bendungan yang menghubungkan dua bukit ini berukuran lebar atas delapan meter, lebar bawah 250 meter, panjang 190 meter dan tinggi bendungan 56 meter. Waduk ini dapat menampung air 25 juta meter kubik dengan genangan seluas 157 hektar. Biaya pembangunannya Rp 22 miliar dan diselesaikan dalam waktu dua tahun delapan bulan (1 Maret 1994 hingga Oktober 1996). Untuk pembangunan waduk ini, Pemda Kulonprogo memindahkan 107 KK bertransmigrasi — 100 KK ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan tujuh kepala keluarga ditransmigrasikan ke PIR kelapa sawit Riau.

Waduk Sermo diharapkan mengaliri sawah seluas 8.100 hektar yang berada di wilayah Kulonprogo bagian barat dan selatan. Selama ini, air irigasi diambilkan dari Kali Progo yang dinaikan melalui saluran Kalibawang dan Sapon (Brosot). Kedua irigasi ini dialirkan untuk lahan yang ada di wilayah timur laut dan tenggara. Namun tidak sepanjang tahun air Kali Progo dapat dialirkan melalui kedua saluran irigasi tersebut.

Pantai Glagah

Sebuah dataran pantai yang lapang akan segera menyapa jika berkunjung ke Pantai Glagah. Kelapangan dataran pantai ini memberi anda kesempatan untuk merentangkan pandangan ke seluruh penjuru. Merentang pandangan ke depan, anda bisa melihat garis horizon maha panjang yang mempertemukan langit dan lautan. Sementara keindahan kelokan garis pantai akan memanjakan mata bila mengalihkan pandangan ke barat atau timur.

Dataran pantai yang lapang dan garis pantai yang panjang juga memberikan anda sejumlah lokasi alternatif untuk melihat keindahan pemandangan pantai. Masing-masing lokasi seolah memiliki nuansa yang berbeda walau masih terletak dalam satu kawasan. Di setiap lokasi itu, anda bisa menikmati seluruh keindahan pantai dengan leluasa, sama sekali tak ada karang-karang raksasa yang kadang menghalangi pandangan mata.

Lokasi pertama yang sangat tepat untuk melihat pemandangan pantai adalah sebuah lokasi yang akan dijadikan pelabuhan beberapa tahun ke depan. Anda bisa menjumpainya bila telah sampai di belokan pertama dari pos retribusi, tandanya adalah sebuah plang bertuliskan PP. Pertemuan aliran sungai dengan ombak lautan yang penuh harmoni bisa disaksikan dengan menaiki sebuah gardu pandang yang terdapat di sana.

Sepanjang lokasi pertama hingga beberapa ratus meter ke arah barat, anda bisa menjumpai sebuah laguna dengan aliran air yang menuju ke arah muara sungai. Laguna ini membagi kawasan pantai menjadi dua, lokasi yang masih ditumbuhi oleh beberapa tumbuhan pantai dan rerumputan dan lokasi gundukan pasir yang langsung berbatasan dengan lautan. Anda bisa menyeberang ke lokasi gundukan pasir melewati jalan penghubung yang terletak tak jauh dari muara sungai.

Berjalan lebih ke barat, anda bisa menyaksikan aktivitas warga sekitar dan beberapa wisatawan memancing ikan. Saat YogYES berkunjung, mereka tampak berdiri dan berbaris, berderet mengikuti garis pantai sambil memegang peralatan memancingnya. Daerah pantai yang cukup landai memberi anugerah ikan dalam jumlah yang cukup besar. Sejumlah kios yang menjajakan sea food juga terdapat, menyajikan beragam menu yang pantas untuk dicoba.

Selain pemandangan pantai yang indah, Pantai Glagah juga memiliki beragam fasilitas wisata pantai. Salah satu adalah area motor cross yang terletak persis di pinggir pantai dengan luas yang cukup besar, memberi kepuasan bagi anda penggemar olahraga ini. Sementara itu, jalan beraspal yang menghubungkan pantai Glagah dengan pantai-pantai lain bisa dimanfaatkan sebagai arena olah raga sepeda pantai.

Anda bahkan bisa menikmati fasilitas agrowisata pantai dengan mengunjungi perkebunan Kusumo Wanadri. Di sana, anda bisa mengamati proses budidaya beragam tanaman obat mujarab, seperti buah naga dan bunga roselle. Selain itu, anda juga bisa menyewa gethek, kano dan bebek dayung yang bisa digunakan untuk tur menyusuri laguna atau sekedar menyeberang lewat jembatan kayu menuju lokasi gundukan pasir di tepi pantai.

Lelah berkeliling, anda bisa beristirahat di gubug lesehan dalam kawasan areal perkebunan Kusumo Wanadri. Sejumlah menu makanan dan minuman eksotik pantas untuk dicoba. Anda bisa mencicipi jus buah naga yang menyegarkan dan dikenal mampu menyembuhkan beragam penyakit, atau memesan es sirup bunga roselle yang mampu melepas dahaga sekaligus menetralisir beragam jenis racun dalam tubuh.

Untuk menikmati keseluruhan keindahan pemandangan pantai Glagah, anda bisa melaju melintasi dua alternatif jalan. Pertama, berjalan ke selatan melewati jalan Bantul dan berbelok ke kanan menuju jalur Bantul - Purworejo setelah sampai di Palbapang. Kedua, berjalan ke barat melewati lintasan jalan Yogyakarta - Wates - Purworejo dan berbelok ke kiri setelah menjumpai plang menuju Pantai Glagah. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi untuk lebih mudah mengaksesnya.

Perjalanan ke pantai ini tak sesulit perjalanan menuju pantai di wilayah Gunung Kidul. Jalan-jalan yang dilalui cenderung datar dan tak banyak tanjakan sehingga anda bisa menempuhnya sambil bersantai. Lintasan menuju kota Purworejo itu juga menghubungkan Pantai Glagah dengan pantai-pantai lain di Kabupaten Kulon Progo. Jadi, sekali mengayuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, anda bisa mengunjungi pantai-pantai lain setelahnya.

dikutip dari Yogyes.com