Selasa, 29 Maret 2011

Waduk Sermo

Waduk Sermo yang terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, tampaknya semakin menarik perhatian. Terutama setelah diresmikan Presiden Soeharto, 20 November 1996. Apalagi kini debit air yang mengisi waduk sudah hampir sampai batas maksimum. Banyak orang datang, selain untuk rekreasi juga memancing ikan.

Sedangkan mereka yang berasal dari Perguruan Tinggi ingin belajar tentang bangunan fisik waduk. Sebuah jalan aspal melingkar memudahkan orang untuk menikmati pemandangan di sekitar waduk dari berbagai sudut pandang. Mereka yang senang olahraga dayung juga dapat berwisata sambil berlatih di waduk ini. Untuk mencapai waduk ini cukup mudah. Dari kota Wates hanya berjarak kurang lebih delapan kilometer. Tersedia kendaraan umum yang rutenya melalui Waduk Sermo.

Bila Anda berada di Candi Borobudur, untuk ke waduk itu dapat melalui jalan pintas yang aspalnya sudah hotmix melalui perbukitan Menoreh (selatan Candi Mendut ke Timur). Jarak dari Borobudur kurang lebih 60 kilometer. Sebelum menuju ke Waduk Sermo, di pebukitan Menoreh ada tempat wisata seperti puncak Suroloyo, Sendangsono dan makam pahlawan Nyi Ageng Serang. ”Banyak obyek wisata Kulonprogo yang layak dikunjungi di perbukitan Menoreh, sebelum ke Waduk Sermo,” kata mantan Kahumas Kulonprogo, Drs Djuwardi di Waduk Sermo, beberapa waktu lalu kepada Republika.

Waduk Sermo yang berada di Desa Hargowilis ini dibuat dengan membendung Kali Ngrancah. Bendungan yang menghubungkan dua bukit ini berukuran lebar atas delapan meter, lebar bawah 250 meter, panjang 190 meter dan tinggi bendungan 56 meter. Waduk ini dapat menampung air 25 juta meter kubik dengan genangan seluas 157 hektar. Biaya pembangunannya Rp 22 miliar dan diselesaikan dalam waktu dua tahun delapan bulan (1 Maret 1994 hingga Oktober 1996). Untuk pembangunan waduk ini, Pemda Kulonprogo memindahkan 107 KK bertransmigrasi — 100 KK ditransmigrasikan ke Tak Toi Bengkulu dan tujuh kepala keluarga ditransmigrasikan ke PIR kelapa sawit Riau.

Waduk Sermo diharapkan mengaliri sawah seluas 8.100 hektar yang berada di wilayah Kulonprogo bagian barat dan selatan. Selama ini, air irigasi diambilkan dari Kali Progo yang dinaikan melalui saluran Kalibawang dan Sapon (Brosot). Kedua irigasi ini dialirkan untuk lahan yang ada di wilayah timur laut dan tenggara. Namun tidak sepanjang tahun air Kali Progo dapat dialirkan melalui kedua saluran irigasi tersebut.

1 komentar: